Oleh : Vik. Adrian Mamahit
Suasana kemerdekaan merupakan suasana yang sangat dirindukan oleh para pejuang kemerdekaan. Sebab dengan diperolehnya kemerdekaan secara otomatis negara yang merdeka akan diakui oleh negara-negara yang ada di dunia. Oleh karena itulah status kemerdekaan sangatlah penting untuk didapatkan.
Dalam hal inilah kemerdekaan sangatlah penting juga bagi setiap orang yang beriman, sebab dengan diperolehnya kemerdekaan itu berarti bahwa kematian dan kebangkitan Kristus adalah peristiwa eskatologis keselamatan dari dosa. Dalam hal ini berdasarkan kematian Kristus, orang beriman dilepaskan dari masa yang jahat ini melalui kebangkitan Kristus telah mematahkan kuasa maut dan membawa kehidupan masa yang akan datang. Itulah suasana kemerdekaan yang dinantikan oleh setiap orang beriman untuk menikmati kemerdekaan yang sejati.
Berdasarkan peristiwa-peristiwa esktologis ini, orang beriman pada hakikatnya telah menjalani kehidupan zaman baru, inilah kehidupan yang sedang diperjuangkan. Dengan tujuan untuk mendapatkan masa depan yang kekal, oleh karena itulah ungkapan di dalam Kristus menjelaskan status orang beriman sebagai orang yang merdeka dari dosa. Seperti dalam II Korintus 5 : 17, "jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." Oleh karena orang beriman masih hidup di zaman yang lama, maka hidup baru orang percaya itu merupakan pengalaman yang masih kabur.
Kehidupan baru orang percaya itu hanya di dalam Roh. Jadi orang percaya itu hidup dalam ketegangan antara eskotologis yang dialami dan yang diantisipasi. Orang beriman memang telah merdeka namun orang beriman harus tetap berjuang untuk memperoleh kemerdekaan yang kekal, inilah masa yang alami namun juga sekaligus harus diantisipasi supaya tidak hilang. Dalam hal inilah kemerdekaan yang kekal dapat diartikan sebagai “Hari Tuhan”. Dalam Perjanjian Lama “Hari Tuhan” dapat menunjukkan sebagai hari dalam historis masa depan yang akan segera terjadi ketika Allah melawat orang beriman. Istilah ini juga menunjukkan lawatan akhir Allah ketika Allah mendirikan kerajaanNya di dunia dan menghadirkan kemerdekaan yang kekal kepada orang beriman yang setia. Allah telah menghancurkan kuasa maut dan menunjukkan realitas kehidupan dan kekalan dalam sejarah melalui epiphaneia Yesus Kristus di kayu salib dan kubur yang kosong.
Pengharapan orang beriman yang setia adalah penampakan kemuliaan Allah yang terlihat melalui kedatangan Kristus sebagai penyataan tentang ketuhanan Yesus kepada dunia ketika pada saatnya kembali. Pada saat itulah orang beriman yang setia akan dikumpulkan untuk memperoleh kemerdekaan yang kekal. Dalam hal inilah Perjanjian Lama menegaskan bahwa Allah bekerja dalam sejarah untuk mewujudkan tujuan-tujuan dalam pemberiaan kemerdekaan yang kekal, namun juga menunjuk pada hari lawatan ilahi ketika Allah akan datang dengan penghukuman bagi orang beriman yang tidak setia dan keselamatan dalam suasana kemerdekaan yang kekal bagi orang beriman yang setia. Oleh karena itulah dalam Perjanjian Baru penjelmaan ilahi ini digenapi di dalam peristiwa kedatangan Sang Pahlawan (Kristus) yang menghadirkan shalom bagi setiap orang yang percaya kepadaNya.
Dalam Galatia 5 : 13 dijelaskan bahwa setiap orang beriman telah dipanggil untuk merdeka, namun ditegaskan bahwa setiap orang beriman jangan mempergunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk hidup dengan tidak taat dan setia. Oleh karena itu mari kita menikmati kemerdekaan yang sudah kita peroleh dengan selalu berjuang untuk tetap hidup dalam kesetiaan dan ketaatan. Dalam hal inilah, orang beriman dituntut untuk melakukan tugas dan panggilan ditengah ancaman, tantangan untuk hidup setia dan taat supaya kemerdekaan yang kekal dapat diperoleh pada saat Sang Pahlawan (Kristus) kembali untuk mendirikan KerajaanNya.
Komentar
Posting Komentar