Oleh: Vik.Bobby James Tindatu
Apa artinya
sebuah gitar tanpa ke-6 senarnya? Bukankah itu berarti hanya sebuah bongkahan
kayu yang terukir saja? Atau sebaliknya, apa artinya ke-6 senar gitar tanpa
bodi gitarnya? Senar yang seharusnya menghasilkan bunyi dan nada yang merdu dan
dapat dinikmati banyak orang menjadi tidak berfungsi seperti yang diharapkan.
Ini pun, PERCUMA! Pertanyaan serupa lainnya adalah, apa artinya seseorang yang
mengaku dirinya “Pelayan Kristus” tapi dia tidak paham esensi dari “Pelayanan”
itu sendiri? Apakah ini bisa disebut sandiwara? Formalitas? Cari perhatian?
Atau saudara punya istilah lain untuk ini?
Menjadi seorang pelayan tentu
tidak lepas dari tindakan “pemberian diri” terhadap pihak yang dilayani. Hal
ini terlihat dari cerita tentang Yesus dalam Injil Matius 9:35, bahwa Dia
memberi dirinya melayani orang-orang yang ada di desa dan kota dalam pemberitaan
Injil Kerajaan Sorga, serta melayani orang yang sakit dan lemah. Bagian ini
mengingatkan kita, bahwa menjadi seorang pelayan harus menyiapkan banyak waktu
untuk melayani Tuhan melalui sesamanya serta harus mengerti sasaran dan tujuan
pelayanannya, contohnya pelayanan kepada jemaat di kota dan di desa, tidak
hanya jemaat di kota atau tidak hanya jemaat di desa. Dengan menyadari bahwa pada
konteks saat ini, tujuan dan sasaran pelayanan begitu luas yang mencakup seluruh
lapisan masyarakat, maka disadari pula bahwa kebutuhan tenaga pelayan untuk
memenuhi semuanya itu sangatlah kurang (ay 37). Semua kebutuhan ini akan
terpenuhi jika kita meminta kepada Tuhan dalam doa dan permohonan yang tulus
dengan harapan; Tuhan akan menyiapkan dan mengutus pelayan-pelayan yang sudah
Dia pilih untuk menjalankan misi Allah dalam dunia ini (ay 38). Seorang pelayan
yang menghayati panggilan dan pengutusan dari Tuhan tentu saja mendasari
eksistensi dirinya dengan motivasi yang benar, Kasih yang sejati dan mengerti
segala situasi lingkup pelayanannya (ay 36).
Dasar seorang pelayan Tuhan –
yang adalah Kristus - adalah orang yang mampu memberi dirinya melayani dalam segala
kondisi, mengerti sasaran dan tujuan pelayanan, mendasari segala kinerja
pelayanannya dengan motivasi yang baik seturut dengan kehendak Tuhan,
menunjukan Kasih dalam setiap perkataan dan perbuatan, dan menghadirkan damai
sejahtera bagi sesamanya. Semua yang diungkapkan di atas ini dapat berkembang
sesuai pengalaman hidup masing-masing individu, namun yang paling penting
adalah semuanya itu harus dibangun dalam rasa takut akan Tuhan. Jika orang-orang yang mengaku pelayan Tuhan tetapi
tidak takut akan Tuhan, maka kalimatnya harus diganti seperti ini; “banyak pekerja, tetapi sedikit yang bisa
menuai.” Selamat Melayani Tuhan.
mantapp (y)
BalasHapusSukses trs Vik. Bob :D
tengkyuuuu harmiii.... heheheh...
Hapusttap berkarya dalam melayani Tuhan...
chaoow..!!
baru baca...terimakasih pak vikaris
BalasHapus