Persiapkan & Luruskan Jalan Bagi TUHAN (Renungan Masa Adven)

Oleh: Vik.Banizman Zai
   “Persiapkan & Luruskan Jalan Bagi TUHAN” (Lukas 3:1-9) ingin menyampaikan pesan utama mengenai persiapan diri secara pribadi untuk menyambut peringatan hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus di dunia. Persiapan-persiapan yang dimaksud bukanlah merujuk kepada pakaian baru atau pun hiasan Natal di rumah masing-masing, namun terfokus kepada pribadi itu sendiri. Di sini setiap orang percaya diajak untuk melihat kedalaman hati masing-masing, adakah kehidupan kita sudah bersih dan suci untuk menerima sejahtera Allah itu? Sudahkah kita membuang segala kejahatan dan kuasa kegelapan dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari?
   Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan kepada masyarakat daerah Yordan sebagai persiapan kedatangan Tuhan. Kedatangan Tuhan dimaknai sebagai suatu anugerah pencurahan keselamatan dan kebasan bagi mereka yang mempunyai pengharapan sedemikian rupa akan Mesias Israel. Umat diwajibkan untuk bertobat sebelum mereka menerima anugerah tersebut. Dalam PL, Kata Ibrani syuv berarti berputar, berbalik kembali. Mengacu kepada tindakan berbalik dari dosa kita terhadap Allah. Dalam Yeremia 3:14 diterjemahkan "kembalilah", dalam Mazmur 78:34 "berbalik", Dalam Yeremia 18:8 "bertobat". Pertobatan bukanlah mengalihkan keyakinan kepada yang lain, tetapi meneguhkan kembali kepercayaan dan ketaatan pribadi kepada Allah.
   Dalam PB, bertobat disebut dengan ucapan metanoia, yang berarti perubahan pola pikir. Pertobatan sendiri disebut dengan epistrephô yang menunjuk kepada tindakan "putar balik". Jadi bertobat bukanlah persoalan yang hanya menyangkut dimensi spiritual namun juga mengharuskan perubahan pola pikir dan cara hidup secara holistik yang sesuai dengan kehendak Allah.
   Pada saat ini sebagai orang Kristen, kita harus menghadapi tantangan globalisasi. Pengaruh globalisasi ekonomi, sosial dan budaya menyajikan sebuah dunia yang berpusat kepada kepentingan dan kenyamanan pribadi. Segala cara dihalalkan untuk mencapai tujuan. Maka itu tidak jarang juga orang Kristen hidup bimbang diantara hitam dan putih. Orang Kristen sendiri tidak mampu merasakan kasih Kristus di dalam kehidupannya, karena terpuruk dalam garis abu-abu. Di satu sisi mereka menjalankan kehidupan spiritual yang tekun, tetapi di sisi lain tidak menunjukkan loyalitas pada ajaran iman itu sendiri. Tidak terbukti adanya suatu keselarasan antara ajaran iman dan perbuatan sehari-hari. Kehilangan integritas iman inilah yang patut menjadi perhatian utama untuk direnungkan pada Perayaan Masa Adven. Sehingga kita semua boleh bercermin terlebih dahulu, memakai “perlengkapan” rohani yang lengkap dan mempersiapkan “jalan yang bersih” di hati pribadi untuk menerima sukacita dan sejahtera Natal nantinya.

Komentar